Sabtu, 22 Oktober 2011

9 Macam Kejahatan Lisan


Saudaraku, Imam Al-Ghazali menyebutkan beberapa kejahatan yang dapat dilakukan oleh lidah kita. Hanya ada satu cara yang bisa kita lakukan untuk menghindari kejahatan lidah, yaitu dengan jalan "diam". Ungkapan Barat :"Silence is golden", ternyata benar, bahwa diam itu adalah emas. Tidak heran bila Nabi saw pernah bersabda,
 “Manusia yang paling baik adalah manusia yang memberikan kelebihan hartanya dan menahan kelebihan omongannya.”
Sedikitnya ada 9 (sembilan) kejahatan lidah menurut Imam Al-Ghazali
Kejahatan lidah yang pertama adalah berbicara untuk hal-hal yang tidak perlu. Nabi saw bersabda, ”Seseorang tidak dianggap mukmin sebelum dia menghindari segala sesuatu yang tidak perlu baginya Termasuk berbicara yang tidak membawa manfaat.
Kejahatan kedua adalah pembicaraan yang berlebihan. Kelebihan pembicaraan dapat terjadi bila kita ingin menunjukkan kelebihan-kelebihan kita dengan cara-cara yang berlebihan. Penyebab kelebihan pembicaraan juga adalah adanya sikap ingin menunjukkan kepada orang lain tentang sesuatu yang sebenarnya tidak pantas untuk kita tunjukkan.
Al-Quran menyebutkan, ”Tidak ada kebaikan pada banyaknya suatu obrolan kecuali dalam perbincangan itu ada perintah untuk bersedekah, berbuat baik, atau perintah untuk mendamaikan sesama manusia.” (QS Al-Nisa: 114) .
Kejahatan ketiga adalah mengobrol tentang hal-hal yang batil. Kelak di hari akhirat nanti, terjadi perbincangan antara para penghuni surga dan para penghuni neraka. Ahli surga bertanya kepada ahli neraka, “Apa yang menyebabkan kamu masuk ke neraka?” Para ahli neraka men-jawab, “Dahulu kami tidak pernah melakukan salat, tidak memberi makan kepada orang miskin, dan kami biasa mengobrolkan hal-hal yang batil dengan orang-orang yang membicarakannya.” (QS. Al-Mudatsir: 42-45).
Kejahatan lidah yang keempat adalah berdebat secara berlebihan. Debat memang berguna bagi murid yang sedang belajar. Tetapi bagi seorang alim, debat adalah sesuatu yang harus ia hindari. Seringkali lidah kita gatal untuk mendebat seseorang. Kita menikmati perdebatan karena dengan perdebatan kita dapat memuaskan nafsu binatang buas yang ada pada diri kita.
Rasulullah SAW pernah bersabda , ”Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan, walaupun perdebatan itu benar, maka Tuhan akan berikan kepadanya tempat paling tinggi di surga"

Kejahatan lidah yang kelima adalah perkataan yang di dalamnya terkandung unsur permusuhan, kedengkian, menyakitkan, serta menjatuhkan harga diri orang lain. Banyak sekali diriwayatkan bahwa Rasulullah sering memperingatkan orang yang mengecam para sahabat Nabi. Nabi SAW pernah bersabda, ”Janganlah kau kecam sahabat-sahabatku.”
Kejahatan keenam adalah melebih-lebihkan pembicaraan untuk menunjukkan kefasihan dalam berbicara. Nabi saw pernah bersaba, ”Sejelek-jeleknya umatku ialah orang yang di pagi harinya banyak memperoleh kenikmatan, lalu ia makan dan berpakaian secara berlebihan, dan ia banyak melebih-lebihkan pembicaraannya.”
Kejahatan lidah yang ketujuh adalah lidah yang sering mengucapkan kata-kata kotor. Rasulullah saw bersabda, ”Bukanlah seorang mukmin orang yang kata-katanya kotor, kasar, menusuk, dan melaknat.” Kata-kata kotor adalah kata-kata yang apabila kita mengucapkannya kita dianggap tidak sopan. Sedangkan kata-kata kasar adalah kata-kata yang sebaiknya tidak kita ucap-kan karena ada kata-kata lain yang jauh lebih halus.
Kejahatan lidah yang kedelapan adalah melaknat. Ucapan laknat ini mungkin terlalu sering kita dengar dari orang-orang di lingkungan kita dan sepertinya saling melaknat merupakan perkara yang biasa bagi sementara orang, padahal melaknat seorang Mukmin termasuk dosa besar. Tsabit bin Adl Dlahhak radhiallahu ’anhu berkata :
“Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa Sallam bersabda : ‘Siapa yang melaknat seorang Mukmin maka ia seperti membunuhnya.’ ” (HR. Bukhari dalam Shahihnya 10/464)
.”
Sementara kejahatan yang kesembilan adalah lebih banyak bernyanyi daripada membaca Al-Quran. Al-Ghazali menyebutkan ada nyanyian-nyanyian yang diperbolehkan dalam Islam untuk kita nyanyikan. Tapi sebagian besar nyanyian itu tidak bermanfaat dan melalaikan kita dari Allah. Nyanyian yang baik adalah nyanyian yang di dalamnya ada ungkapan-ungkapan kerinduan kepada Allah dan terkandung pujian-pujian untuk Allah SWT. Baangkali Nasyid untuk era kini.

Wallahualam bissawab[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar